Subscribe

RSS Feed (xml)

Your Comment


Visitors

Free Blog Counter

Powered By

Thanks to:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Supported By

Image Hosted by ImageShack.us

Community Of

Image Hosted by ImageShack.us

Thursday, January 1, 2009

Aku ingin Seperti Kupukupu

Selamat datang 2009

Tahun 2008 telah meninggalkanku dua hari lalu. Kulihat catatan-catatan sepanjang tahun, ternyata banyak bengkalai yang kutinggalkan di tahun itu. Paling banyak adalah masalah isi hati atau lebih tepat dengan Qalbuku.

Ternyata hingga 33 tahun usia ini berjalan sepanjang tahun 2008, aku belum juga mampu memperbaiki diriku. Terpenting adalah kualitas iman. Dalam catatanku, aku juga belum dapat mengendalikan hawa nafsu seperti tidak marah, tidak emosi dan menahan diri melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan hatiku.

Ternyata berubah menjadi baik itu tidak gampang. Seperti halnya orang-orang, aku pun ingin menjadi orang yang baik secara lahir terlebih bathinku. Aku ingin menjadi lebih sabar, ikhlas, syukur dan tawakal dalam menghadapi hidup yang selalu bergerak dalam keimanan yang selalu naik turun. Aku ingin selalu tersenyum setiap hari ketika bangun pagi dan saat kembali ke pembaringan.

Namun, kenyataan itu sangat berat untuk kulakukan. Ego seringkali mengalahkan akal sehat dan iman di dalam dada. Sangat berbeda bila kita berubah menjadi tidak baik. Setiap saat godaan menjadi "orang tak benar" selalu ada. Banyak sekali kesalahan-kesalahan jiwa yang terjadi. Semoga Allah SWT masih membuka pintu hidayah bagiku untuk terus memperbaiki diri.

Tahun ini, 2009, harapan kembali kukembangkan. Semoga aku bisa menjadi lebih baik dari tahun lalu. Aku harus meninggalkan beban ego, hawa nafsu yang memberati pikiran dan langkahku ke depan.

Seperti halnya Ulat yang menjadi Kepompong lalu berubah Kupukupu, aku ingin menjadi Kupukupu dengan warna-warni yang indah pada sayapnya. Sehingga aku bisa "terbang lebih tinggi" . Aku hanya ingin menghirup saripati kehidupan yang paling bersih dari apa yang kuhadapi setiap hari.

Tahun 2009 masih panjang.. Masih ada waktu bagiku untuk berubah menjadi lebih baik. Dengan harapan, tahun depannya, aku masih diberi kesempatan untuk mengintrospeksi diri atas apa yang sudah kulakukan untuk kebaikan dunia akhiratku.

Amin...


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Sunday, May 4, 2008

KPU: Data Pemilih untuk 2009 Amburadul

Laporan:Anita Anggriani [Fajar]

MAKASSAR -- Partisipasi pemilih dalam pemilu 2009 mendatang dikhawatirkan bakal rendah. Sebab hasil pendataan sementara pemilih di Sulsel dinilai amburadul. Beberapa kabupaten di Sulsel bahkan menggunakan data 1979 dalam memutakhirkan data pemilih.

Kekhawatiran itu disampaikan langsung Ketua KPU Sulsel, Mappinawang saat menjadi pembicara dalam diskusi publik kuoata perempuan di parlemen di Hotel Singgasana Makassar, kemarin."Kami sudah menerima data sementara untuk pemilu 2009. Hasilnya lebih parah dibanding pemilu lalu," tandas Mappinawang.

Bahkan menurut Mappinawang, data pemilih Makassar paling amburadul dibanding kabupaten dan kota lain di Sulsel. Padahal pilkada walikota tinggal beberapa bulan lagi.

Menurut Mappi, data Kota Makassar masih menggunakan data lama yaitu tahun 1979. Anehnya data pemilu 2004 bahkan tidak digunakan sama sekali. Kondisi amburadulnya data ini juga terjadi pada pemprov Sulsel.

Itu sebabnya Mappinawang meminta kepada anggota DPR RI, Hj Andi Yuliani Paris untuk melaporkan kepada Mendagri bahwa staf pemerintahnya tidak bekerja. "Tolong Bu Yuli, laporkan ke Mendagri bahwa stafnya tidak bekerja," tandas Mappinawang yang sebentar lagi melepaskan jabatannya di KPUD Sulsel.

Kondisi ini semakin parah karena KPU pusat terhitung lamban untuk segera menelorkan petunjuk teknis atau juknis. "Apa itu kerjanya KPU Pusat," kesalnya. Maka, Mappi yakin bahwa masalah pemuktahiran data masih akan menjadi poin penting pada pemilu 2009.

Dia berharap masyarakat Makassar dan Sulsel pada umumnya untuk lebih proaktif dalam menyikapi masalah ini, yaitu segera melapor ke RT/RW bila dalam pengumuman daftar pemilih nama mereka tidak tercantum.


"Jangan lagi KPU dikambinghitamkan karena ada warga yang tidak terdata," katanya.

Yuliani Paris menilai pemuktahiran dan adalah langkah awal pada proses menciptakan pemilu yang jujur dan adil, bukan pada tahap penghitungan suara. Yuliani berpendapat bahwa, dari tahapan awal inilah akan terlihat niat baik pemerintah dan masyarakat membuat pemilu lebih berkualitas. Yuli berjanji akan melaporkan kasus ini ke Depdagri.

Jeneponto
Data pemilih di Jeneponto bermasalah. Dari pemutakhiran data penduduk yang dilakukan Dinas Catatan Sipil setempat ditemukan penduduk di 42 desa tidak terdaftar dalam Daftar Penduduk Potensi Pemilih Pemilu (DP4).

Ihwal tidak terdatanya 42 desa dalam DP4 itu disampaikan Ketua KPUD Jeneponto, Azis Bebasa saat rapat konsultasi dengan DPRD Jeneponto, kemarin. Azis memperkirakan kesalahan ini terjadi saat entry data di Dinas Catatan Sipil.

Dari sebelas kecamatan di Jeneponto 42 desa yang tidak masuk dalam DP4 antara lain Desa Tombolo, Desa Gunung Silanu, dan Desa Bontomanai di Kecamatan Bangkala. Di Kecamatan Tamalatea yang tidak terdaftar antara lain Desa Bontosunggu, Desa Turatae, Desa Karelayu, Desa Bontojai dan Desa Turatae Timur.

Ketua Komisi A DPRD Jeneponto Haruna Rasyid berjanji akan memanggil Dinas Catatan Sipil secara lembaga. Haruna mengatakan kasus ini harus segera dicari jalan keluarnya. Ia mengatakan pemkab Jeneponto sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 juta untuk pemutakhiran data pemilih.

Sumber: nit/k2 http://fajar.co.id/rubrik-umum/news.php?id=47015


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Monday, February 4, 2008

AKU MENYESAL

AKU MENYESAL

Aku menyesal pernah menjadi orang yang mengutuk Soeharto.

Kini setelah dia wafat, baru kusadari begitu banyak yang sudah dia lakukan untuk bangsa ini. Terlepas dari kesalahan-kesalahan yang pernah dia lakukan. Tetapi itu terjadi, karena tak ada yang berani menegur Pak Harto ketika itu, semuanya berjalan sendiri tanpa pernah ada yang menegurnya ketika dia berkuasa. Seperti ketika Sahabat Nabi Muhammad Saw, Umar bin Khatab, meminta kepada sahabatnya untuk menegurnya bila salah. Saat itu seorang sahabat Umar bahkan berani mengatakan, dia akan mengangkat pedangnya untuk memenggal Umar bila dia melenceng saat menjalankan tugas kekalifahannya. Padahal Soeharto hanya manusia biasa.

Aku menyesal, pernah menjadi orang yang tak tahu berterima kasih. Seharusnya aku berterima kasih kepada Pak Harto karena membuat hidup di Indonesia tidak sesusah saat ini. Dulu, tidak ada minyak tanah yang mahal, harga bensin yang selalu naik. Tidak pernah ada demo yang sangat menganggu kepentingan orang seperti ini, tidak ada anarkis. Kini minyak tanah langka, harga menaik dan kemiskinan di mana-mana.

Aku menyesal pernah menjadi bagian negeri ini yang tidak bisa berbuat apa-apa atas ketidakadilan terhadap pak Harto, ketika dimasa tuanya hujatan pun tak berhenti bahkan hingga dia ditidurkan di liang lahat. Padahal, pak Harto pernah berbuat lebih dari apa yang pernah dilakukan Bob Marley atau Iwan Fals yang menuai uang banyak dari setiap lagunya tentang negeri ini, meskipun hanya lewat lagu...

Graha pena, Makassar, 27-1-2008 17.21 wita


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Sunday, October 28, 2007

Analisis Sidney Jones Dikecam

*Sebut Poso akan Dijadikan Negara Islam

JAKARTA--Pengamat masalah konflik, Sidney Jones memprediksi kawasan Poso sebagai tempat yang ideal untuk mengembangkan pemikiran jihad. Menurut peneliti International Crisis Group (ICG) itu, kawasan Poso layak menjadi qoidah aminah. Yakni, tempat untuk menjalankan prinsip-prinsip syariat Islam secara aman. "They believe that parts of Maluku and Poso, but particularly Poso, have the potential to develop into a qoidah aminah, a secure area where residents can live by Islamic principles and apply Islamic law," tulis Sidney.

Dalam laporan yang telah dirilis di website-nya; www.crisisgroup.org, Poso terus-menerus memanas karena beberapa hal. Menurut Sidney, anggota dari organisasi-organisasi mujahidin besar di Indonesia --yaitu Jemaah Islamiyah (JI), pecahan maupun cabang dari Darul Islam (DI), KOMPAK dan lainnya -- melihat Maluku dan Poso sebagai daerah ancaman bagi komunitas muslim.

Masih menurut Sidney, Poso dapat dijadikan basis untuk kemudian dapat dijadikan daerah ujicoba untuk pembentukan sebuah negara Islam. Karena itu, maka Maluku dan Poso terus menjadi fokus bagi upaya dakwah dan perekrutan anggota baru organisasi-organisasi itu.

Penelitian Sidney mengatakan, sebagian dari mujahidin yang pernah bertempur di daerah konflik, baik dari daerah setempat maupun luar, sulit untuk kembali ke kehidupan ‘sipil’ yang biasa-biasa saja. Selain itu, adanya konsentrasi para bekas mujahidin di kedua daerah konflik tersebut menarik bagi buronan polisi yang di masa lalu sudah menemukan network yang siap membantu mereka.

Tak ayal, rilis berjudul Weakening Indonesia's Mujahidin Networks: Lessons from Maluku and Poso (Melemahkan Jaringan Kelompok Mujahidin di Indonesia: Pelajaran dari Maluku dan Poso) itu menjadi perbincangan hangat di kalangan aktivis Islam dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.

Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menilai analisis Sidney Jones terlalu mengada-ada. "Apa buktinya, itu hanya kepentingan dia saja agar mendapatkan dana besar," ujarnya dengan mimik muka marah.

Menurut Yusanto yang getol mengkampanyekan formalisasi syariat Islam itu, rilis ICG justru menimbulkan ketegangan baru. "Kami menolak keras analisa itu," ujarnya.

Bagi HTI, yang terpenting sekarang adalah keseriusan polisi menangkap pelaku kerusuhan. Tentu saja, berdasarkan bukti-bukti permulaan yang cukup. "Kepemimpinan Sutanto benar-benar diuji," katanya.

Komentar tak kalah pedas disampaikan wakil ketua Komisi III DPR, Al Muzammil Yusuf. "Wajar jika Sidney Jones kita tolak di Indonesia. Dia selalu membikin ulah," katanya.

Meski begitu, rilis ICG tidak bisa begitu saja diabaikan. "Kalau tidak ada rilis itu, aktivis Islam tidak segera sadar untuk bersatu," katanya.

Dari Poso dilaporkan, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, hari ini (Jumat, 3 November) akan melakukan peletakan batu pertama untukrehabilitasi dan pembangunan kembali ribuan rumah eks pengungsi yang rusak saat kerusuhan sejak 1998 di Kabupaten Poso dan Tojo Unauna, Sulawesi Tengah.

Bersama Jenderal Djoko Sutanto, Bachtiar yang didampingi Gubernur Sulteng, HB Paliudju akan melakukan peletakan batu pertama.
Pembangunan dan rehabilitasi rumah itu akan dilaksanakan Detasemen Zeni Tempur (Zipur) Kodam VII Wirabuana yang sudah datang beberapa hari lalu di Poso.

Mensos mengatakan, Depsos memilih bekerja sama dengan TNI untuk program ini karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, kata dia, ada beberapa pembangunan di daerah Indonesia yang tidak dapat dilakukan oleh pihak lain selain TNI.

Sementara HB Paliudju menilai, pembangunan dan rehabilitasi itu seharusnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2000. Namun, berbagai kendala yang dihadapi sehingga pembangunan untuk para eks pengungsi itu mengalami hambatan.

"Harapan kami, pembangunan ini segera selesai," harap Paliudju, kemarin.

Sumber: nit/jpnn [ http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=29311
]


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Kenangan Fajar Bersama Tito Otman

Raja yang Berbaur dengan Rakyatnya

Laporan: Anita Anggriany

TAHUN 2000, tepatnya bulan Juli lima tahun yang lampau, Kecamatan Tentena, Kabupaten Poso di Sulawesi Tengah, seorang perwira muda berpangkat Letnan Satu, datang memimpin satu batalyon tentara dari Makassar. Namanya Tito Otman.

BANYAK yang tak tahu kalau perwira muda itu adalah menantu Gubernur Sulsel, HZB Palaguna. Suami dari putri sulung, HZB Palaguna, Siska Marabintang. Hal ini disebabkan karena Tito lebih banyak berjalan dan turun ke lapangan bersama pasukannya.

"Berani tidak lihat gambar ini." begitulah kira-kira tawaran Tito kepada Fajar, dan seorang rekan dari Kompas, Reni Sriayu Taslim, saat kami berdua dalam tugas liputan di Tentena, lima tahun yang silam.

Saat itu malam turun dan Tentena berlaku jam malam. Suasana sangat mencekam, karena peristiwa pembantaian Pesantren Walisongo, di Desa Lage, masih memanas yang suhunya merayap hingga ke Kecamatan Tentena, kecamatan di pinggiran Danau Poso itu. Gambar-gambar seram, pembantaian manusia tergambar di depan mata. Dia lalu menjelaskan semua lokasi di mana gambar itu diambilnya.

"Itu gambar saya yang ambil," ujarnya.

Saat memperlihatkan hasil kerjanya itu, tak tampak keletihan di wajah Tito. Dia terus bercerita apa yang dilihatnya di lapangan dan apa yang terjadi.

Sikapnya yang cepat akrab membuat Tito tak sulit untuk masuk berbaur ke dalam masyarakat Tentena yang ketika itu sangat cemas dan dihinggapi persangkaan terhadap orang. Dia bahkan diterima sangat baik oleh Almarhum Pdt Christina yang menjadi juru bicara warga Tentena, saat itu.

Christina mengakui "pentingnya" kehadiran Tito yang disapanya dengan sebutan "Nak". Pernyataan itu disampaikan langsung di depan dua gubernur Sulsel HZB Palaguna dan Binjela Paliudju, Gubernur Sulteng. Christina mengatakan Tito memberi rasa tenang dan semangat untuk menjaga persaudaraan lewat perilaku dan sikapnya.

Raja Deli Serdang
Tahun 2002, Tito berpangkat Mayor Inf dan menjabat Kepala Staf Kodim 1408 BS Makassar. Tepat 17 Agustus, Tito mengikuti upacara kebesaran 17 Agustus yang menjadi tugas terakhir bagi HZB Palaguna menjabat gubernur. Tito Otman, hadir memenuhi undangan perhelatan yang diadakan di lapangan rumah jabatan gubernur. Namun dia datang dengan busana lain, yaitu berpakaian raja Deli Serdang, dengan beskap dan kopiah serta tongkat kerajaan. Dia hadir bersama sejumlah "raja-raja" dari beberapa daerah yang khusus diundang hadir mengikuti acara tersebut.

Kepada Fajar, Tito yang didampingi adik kandungnya dan para kerabat dan hulubalang kerajaan Deli Serdang, bertutur bahwa dia baru saja dilantik sebagai seorang raja di Deli Serdang. Namun kesibukannya, sebagai kepala staf tak bisa membuatnya selalu hadir di kerajaan.

Namun ayah dari seorang putra bernama Aji ini mengatakan menyerahkan tugas kerajaan sehari-hari kepada pamannya.

Tahun 2004
Hari kedua, Idul Fitri di bulan November, Tito ditemui tengah menemani ayah mertuanya, HZB Palaguna berlebaran di Puca dan bertemu dengan Fajar dan sejumlah rekan wartawan yang akan bersilahturahmi.

Kabar yang selalu terdengar bahwa mertua dan menantu ini dikenal sangat akrab di kalangan keluarga ternyata terbukti. Tito pun mengakui bahwa dia dan mertuanya, jenderal yang tak pernah tua itu memang seringkali berdialog. Tito mengatakan, dia baru saja menemani mertuanya berjalan-jalan mengelilingi kebun di kawasan Puca, saat Fajar datang.

Kabar Tito telah berpulang -- dalam sebuah kecelakaan pesawat -- sungguh seperti petir. Sang raja, sang perwira, pergi di tengah kehangatan orang-orang yang menyayanginya.

Sumber: http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=8732


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Saturday, October 27, 2007

Situasi Palu Jelang Eksekusi Mati Tibo Cs

Jalur Lapas Ditutup, Satu Kompi Brimob Dikarantina

Laporan: Anita Anggriany

PELAKSANAAN eksekusi terpidana mati kasus kerusuhan Poso, Tibo Cs semakin dekat. Meski tempatnya masih dirahasiakan, tapi aparat gabungan yang dilibatkan mengamankan Kota Palu dan sekitarnya, semakin ekstra ketat.

HARI INI, Kamis, 20 September, jalur utama yang melintas di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Palu akan ditutup untuk umum. Pengguna jalan disarankan memilih jalur alternatif.

Keputusan itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyusupan dan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang berakibat batalnya pelaksanaan eksekusi. Kapolresta Palu, AKBP Drs Atrial saat dikonfirmasi, membenarkan rencana penutupan jalan utama yang menghubungkan Lapas Kelas II A Palu tersebut.

Pasalnya, kata dia, di Jl.Dewi Sartika itu akan dijadikan tempat konsentrasi aparat untuk melakukan pengamanan. Aparat gabungan yang sebelumnya ngepos di pekarangan Lapas, sejak kemarin, bahkan digeser keluar Lapas Kelas II A Palu.

Hanya aparat khusus bertugas di areal Lapas hingga ring satu,-- sekitar sel tiga terpidana mati ditahan. Jumlah personel yang menjaga kawasan Lapas mencapai tiga peleton atau satuan setingkat kompi (SSK). Jumlah tersebut disebar di wilayah sekitar Lapas.

Aparat keamanan terlihat bersiaga hampir di semua persimpangan jalan di wilayah Birobuli Selatan, termasuk pasar Petobo. Sementara warga yang tinggal di Kompleks Lapas diberikan kartu khusus yang dikeluarkan langsung oleh Kalapas Kelas II A Palu, Jhoni Priyatno. Warga yang tidak memiliki kartu khusus tidak diizinkan masuk ke areal Lapas.

Berdasarkan informasi yang diperoleh kemarin, satu-satunya orang yang diberi kebebasan menemui Tibo Cs adalah Pastor Jemy Tumbelaka. Kehadiran rohaniawan itu untuk memberikan siraman rohani kepada Tibo Cs agar tabah menghadapi cobaan.

Ketiganya juga mendapat dorongan moril dari petugas Lapas agar tabah dan rajin berdoa. Namun, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari dalam Lapas, dari ketiga terpidana mati itu, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu yang paling stres.
Mereka berdua tidak bisa melihat seragam polisi dan kejaksaan. Keduanya tampak trauma dan tidak segan langsung mengusirnya. Pengawasan ketat di sekitar Lapas sebenarnya mengacu pada hasil pertemuan tertutup aparat gabungan di Polresta Palu, Senin malam lalu.

Salah satu pembahasan adalah menyangkut pengamanan ketat di sekitar Lapas, termasuk penutupan jalur dan pemberian tanda khusus kepada warga yang tinggal di sekitar Lapas. Petugas Lapas sendiri sejak Senin, 18 September lalu, langsung melakukan siaga satu. Semua petugas Lapas diharuskan menggunakan pakaian dinas lapangan (PDL).

Menariknya, untuk mengantisipasi hal terburuk di wilayah hukum Polda Sulteng, satu kompi pasukan elite Polri disiagakan di Mapolda Sulteng. Pasukan pemukul Polri untuk sementara ditampung atau dikarantina di gedung Torabelo Mapolda Sulteng. Mereka akan diterjunkan bila terjadi gangguan Kamtibmas yang berekskalasi tinggi.

Wakasat Brimoda Sulteng, AKP Marten Wolor mengatakan, satuan setingkat kompi Brimob disiagakan di Polda Sulteng. Jumlahnya, seratus lebih. Jumlah tersebut belum termasuk personel eksekutor Tibo Cs.

Marten menjelaskan, personel Brimob itu memang disiagakan di Polda Sulteng terkait operasi Kontijensi yang digelar sejak Selasa, 19 September lalu. Operasi itu akan berlangsung sebulan dan tergantung situasi dan kondisi Sulteng menjelang pelaksanaan eksekusi dan pascaeksekusi.

Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP M Kilat mengatakan, untuk mengantisipasi aksi terror dan pelaku kejahatan, sejumlah fasilitas umum telah dijaga aparat. Di antara fasilitas umum itu, antara lain; bandara, pelabuhan, pertokoan, mal, dan pusat keramaian lainnya.

Yang lebih khusus lagi, kata mantan Kapolres Touna itu, pengamanan di sekitar Lapas. Pasalnya, kata dia, lokasi sekitar Lapas, jelas akan menjadi perhatian masyarakat menjelang pelaksanaan eksekusi Tibo Cs.

Sumber: lib/jpnn [ http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=27782 ]


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Tokoh Toleran Poso Tewas Ditembak

*Kapolri: Masih Pemain Lama

PALU--Penembak misterius kembali beraksi di Kota Palu, Senin, 16 Oktober, kemarin. Kejadian yang kembali mengundang kecaman itu terjadi sekitar pukul 08.15 Wita. Tidak tanggung-tanggung, yang menjadi sasaran tembak adalah salah satu tokoh di Poso yakni pendeta Irianto Kongkoli, 42. Korban juga tercatat sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST).

Pelaku menembak korban dari jarak dekat, hanya sekitar dua meter. Tak pelak, timah panas itu langsung mengenai kepala bagian belakang dekat telinga kiri.

Korban sebenarnya sempat dilarikan ke RS Bala Keselamatan Palu. Sayang, jiwanya tak bisa diselamatkan. Pasalnya, proyektil bersarang di kepala korban yang mengakibatkan pendarahan serius.

Ironisnya, kasus yang terjadi di Jl. Wolter Monginsidi, tepatnya di Toko Bangunan Sinar Sakti itu, disaksikan istri korban, Aiptu Rita Arianti. Kejadian itu, juga disaksikan anak perempuan korban bernama Galatea Folika Kristata (5) serta seorang sopir bernama Edje.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di Tempat Kejadian Perkara (TKP), pagi itu, korban bersama istri dan anak perempuannya pergi mencari tegel di toko bangunan. Mereka menggunakan mobil Kijang Kapsul DN 118 E.

Sebenarnya, sudah tiga toko yang didatangi korban tapi tidak ada tegel yang cocok. Terakhir, korban singgah di Toko Sinar Sakti yang beralamat di Jl. Wolter Monginsidi dan melihat tegel yang dipajang di halaman Toko.

Nah, saat melihat-lihat tegel yang dicari, dua orang pengendara sepeda motor Honda Supra Fit langsung mendekati korban. Selanjutnya, salah satu di antara dua pengendara motor itu menembak korban dari atas kendaraan.

Istri korban dan sopir yang berada di atas mobil, pun terkejut ketika mendengar bunyi letusan senjata. Tanpa menghiraukan lagi pelakunya, Rita yang juga tercatat sebagai anggota Polwan Polsek Palu Timur itu, langsung turun dari mobil dan menolong korban yang sudah terkapar.

Sayangnya, memang, saksi hanya melihat ciri-ciri pelaku yang mengendari sepeda motor dengan menggunakan helm standar dan muka bercadar. Karena, pada saat bersamaan, saksi yang juga istri korban itu terlebih dulu berusaha agar segera membawa korban ke rumah sakit dengan harapan bisa diselamatkan.

"Ada enam orang saksi yang sudah kita periksa. Senjata yang digunakan pelaku jenis pistol. Untuk kalibernya, belum diketahui dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium," jelas Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Badrodin Haiti saat dikonfirmasi usai melakukan gelar pasukan di lapangan Vatulemo, Walikota Palu, kemarin.

Namun demikian, polisi baru mengindentifikasi pelakunya berjumlah dua orang dan mengendarai sepeda motor bebek jenis Honda Supra Fit.

Usai beraksi, pelaku yang menggunakan cadar langsung kabur ke arah selatan dan belok ke Jalan Tanjung Karang, Palu Selatan. "Dari modus operandi, pelakunya ada kaitan dengan penembakan Pdt Susianti Tinulele dan perampokan Toko Emas Sinar Mulia. Untuk pendalaman kasusnya, aparat akan memeriksa tersangka yang sudah ditahan di Mabes Polri," jelas Badrodin yang baru naik pangkat itu.

Aksi Teror Pemerintah mengutuk keras pelaku penembakan pendeta Irianto Kongkoli. Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Widodo AS mengakui, peristiwa itu bukan kriminal biasa dan merupakan aksi teror. "Kejadian ini lebih diwarnai reaksi dan respons terhadap eksekusi Fabianus Tibo dan kawan-kawan. Kami beri atensi dan langkah-langkah khusus," ujarnya seusai rapat tertutup di Gedung Nusantara DPR, Jakarta, kemarin.

Menurut Widodo, penembakan itu diduga sudah direncanakan sebelumnya. Tujuannya untuk menciptakan kesan aparat tidak profesional dan memunculkan ketidakpercayaan pada pemerintah.

Di tempat yang sama, Kapolri Jenderal Pol Sutanto mengaku sudah mengantongi identitas pelaku. "Kalau anatominya, kita sudah tahu. Tinggal kita cari," katanya.

Siapa? "Masih kelompok lama," katanya. Saat ini polisi masih fokus melakukan olah TKP di lokasi penembakan. Alumni Akpol 1973 itu meminta elemen masyarakat ikut memberi informasi terkait kasus itu. "Segera serahkan pada polisi, akan kami tindaklanjuti," katanya.

Tapi, mengapa polisi terus kecolongan? Sutanto hanya menjawab singkat, "Kami sudah berusaha terus."

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tengah HB Paliudju mengatakan, aktor di balik penembakan itu diduga adalah kelompok Hasanuddin. "Indikasinya jelas mengarah ke sana. Itu adalah bagian dari teror-teror yang teroganisir," katanya.

Paliudju yang langsung terbang dari Palu ke Jakarta satu jam setelah penembakan itu mengaku kebobolan. "Operasi intelijen sudah digelar, bahkan kepala BIN baru saja berkunjung tapi masih saja terjadi," ujarnya dengan nada sedih.

Gubernur yang sangat dekat dengan pendeta Irianto Kongkoli itu mengaku sangat kehilangan. "Almarhum tokoh yang baik, dia dikenal sangat dekat dengan masyarakat dan toleran," katanya.

Paliudju juga mengakui jika Irianto ikut terlibat dalam aksi-aksi menentang eksekusi Tibo Cs.


Jangan Terpancing
Penembakan tokoh Poso Irianto Kongkoli, juga mengundang keprihatinan banyak pihak di Makassar. Salah satunya, Pengurus Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Sulawesi Selatan dan Barat yang turut angkat bicara menyikapi peristiwa itu.

"Kami sangat terkejut dan prihatin atas peristiwa penembakan itu," ungkap Ketua I Majelis Pekerja Harian (MPH PGI) Sulselbar, Pdt Ny F Sopamena kepada Fajar, malam tadi.

Penembakan itu, kata dia, menunjukkan ada pihak yang tidak menginginkan perdamaian terjadi di Poso. Untuk itu, ia mengimbau aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas pelakunya. Juga, segera menyampaikan ke publik agar masyarakat dalam hal ini umat beragama tidak saling mencurigai.

"Kami minta umat Kristen, khususnya warga GKST meminta tolong kepada Tuhan agar diberi kesabaran dan tidak mengambil tindakan gegabah yang bisa merugikan kedamaian masyarakat Poso," imbuhnya.

Selanjutnya, kata dia, umat Kristen diminta bahu membahu dengan umat lain dari agama manapun untuk menciptakan perdamaian di Poso. Warga juga diminta agar tidak gampang terprovokasi oleh pihak-pihak yang memang mau mengadu domba, karena tidak ingin melihat warga Poso hidup tenteram dan hidup berdampingan secara damai.***

Sumber: nit/har [ http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=28819 ]


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Dirgahayu Sumpah Pemuda


Baca Berita Lengkapnya di Sini

Thursday, October 25, 2007

Banyak TKI Tak Tahu Ada Amnesti

TKI dari Tawau Masih Sedikit

Laporan: Anita Anggriany [Perbatasan Indonesia-Malaysia]

TAWAU -- Hingga hari keempat, sejak 29 Oktober -4 November, amnesti atau pengampunan dari pemerintah Kerajaan Malaysia, baru 1.406 orang TKI yang telah mencatatkan kepulangannya ke Indonesia. Total jumlah mereka yang mengambil SPLP (surat perjalanan laksana paspor) hanya mencapai 262 SPLP. “ Mereka ini yang datang ke Konsul dan melapor,” ujar Chairul Soelaeman Natadisastra, Kepala Kantor Penghubung Konsul Jenderal Kota Kinibalu di Tawau kepada Fajar, Jumat, 5 November.

Selain TKI yang tak memiliki dokumen lengkap, konsul juga mencatat ada 145 orang Indonesia, terdiri dari 111 laki-laki dan 3 orang wanita yang dideportasi ke Indonesia. Jadi jumlah seluruh warga Indonesia, termasuk TKI bermasalah yang kembali ke Indonesia baru mencapai 1551 orang.

Jumlah ini, diakui Chairul masih sangat kurang dibandingkan dengan kenyataan bahwa ada puluhan ribu TKI asal Indonesia yang tersebar di Tawau, dan seluruh kota di Provinsi Sabah. “Memang masih banyak yang belum tercatat di kantor kami. Hanya saja kami agak sulit untuk mengontrol mereka kalau tidak melapor,” ujarnya.

Sebab, kata dia, tidak sedikit TKI yang tak memiliki dokumen resmi alias ilegal yang memiliki pulang ke Indonesia menggunakan lajur tak resmi, yaitu menggunakan perahu Jongkong yang tanpa pengawasan petugas dan jalan-jalan Tikus.

Ada berbagai alasan, sehingga TKI belum pulang ke Indonesia. Selain pembayaran gaji yang belum turun, juga isu tentang sulitnya kembali ke Malaysia setelah tiba di Indonesia, membuat TKI enggan menggunakan pengampunan yang diberikan pemerintah Malaysia.

Chairul yang baru bertugas tiga hari di Tawau itu mengatakan, ada juga kekhawatiran pihaknya bahwa informasi tentang adanya pengampunan dari pemerintah Malaysia tersebut tak sampai kepada para TKI yang tinggal di camp-camp perkebunan dan pengolahan kayu tempat mereka berkerja yang lokasinya terletak di pedalaman itu. “Meskipun sebenarnya kami sudah menyebarkan informasi itu jauh-jauh hari, tetapi bisa saja informasi itu tidak sampai kepada mereka,” ujar Chairul.

Kekhawatiran Chairul memang terbukti. Dari pedalaman perkebunan milik Perusahaan Sabah Softwood Shb, Sdn Bhd, di Klabakan, Tawau, sejumlah TKI yang ditemui Fajar, kemarin sore memang belum mendengar informasi tersebut. “Kami belum dapat kabar tentang itu,” ujar Hamzah, TKI tanpa dokumen dari Bulukumba, Sulsel kepada Fajar. Maklum saja, untuk masuk ke daerah perkebunan itu, membutuhkan waktu tiga jam lebih dengan jarak tempuh mencapai 200 km dari Kota Tawau.

Memang kata Chairul, kantornya sulit untuk mendapatkan data akurat berapa besar jumlah TKI yang keluar dari Tawau, Sabah, Malaysia Timur secara akurat. “Kami hanya bisa menghitung mereka yang memang datang dan melapor ke sini,” ujar Chairul. Itu sebabnya, kantornya telah bekerjasama dengan pihak imigrasi Indonesia untuk ikut serta mencatatkan setiap TKI yang keluar lewat Pelabuhan Tawau menuju Nunukan dan memberikan data tersebut kepada konsul. “Ada dua petugas imigrasi mendampingi setiap kapal dari Tawau yang keluar,” katanya.***

Sumber: http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=1170
Baca Berita Lengkapnya di Sini